Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

- April 27, 2017

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

 
A. PERKEMBANGAN BAHASA
Anak-anak mendapatkan bahasa pada tingkat yng mengagumkan. Anak-anak berpikir, belajar, serta mengingat rata-rata sembilan kata perhari yng dikeluarkan yang dengannya bunyi/ucapan hingga yang dengannya usia enam tahun. Seiring berjalannya waktu anak-anak usia enam ataupun tujuh tahun mendapatkan kosa kata hampir empat belas ribu kata.
Sejak bayi, bahasa dipelajari melalui interaksi sosial yang dengannya orang lain, melalui peluang mendengarkan serta menguji coba bunyi serta kata. Penelitian menemukan bahwasanya anak-anak mengalami bahasa ibu serta ayah melalui pertanyaan yng Suka diajukan, respon verbal serta non verbal yng diakui serta diterima, serta interaksi.
Bahasa anak-anak dikarakteristikkan secara umum oleh pola yng muncul menjdai berikut:
1. Menangis
2. Gurgling (meraban) serta mendekut
3. Tertawa yang dengannya bunyi keras
4. Lokalisasi
5. Tertawa yang dengannya mulut tertutup
6. Bercakap-cakap
7. Memanggil yang dengannya satu suku kata (Echolalia)
8. Suku kata (vocables) (bunyi mendekati kata namun yang dengannya kreasi anak)
9. Obrolan ekspresif
10. Mengulangi perkataan disaat dibujuk
11. Kata-kata mengikat yng bisa dibedakan dalam obrolan ekspresif
12. Holophrases ataupun kalimat yang dengannya satu kata (“susu” bisa berguna “saya ingin susu”)
13. Telegraphic ataupun kalimat yang dengannya dua kata (“Jus Ma” bisa berguna “Mama, saya ingin jus”)
14. Overgeneralized speech ataupun kata-kata umum/ sebutan
15. Undergeneralized speech ataupun sebutan bagi atau bisa juga dikatakan untuk seseorang (misalnya nama ibunya merupakan Sarah, oleh lantaran itu bibi Sarah tak dipanggil Sarah; ia Perlu dipanggil yang dengannya nama lain)
16. Perputaran percakapan
17. Kata-kata kreatif. (kata-kata yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menemukan kata yng belum dipelajari). Semisal kasir restoran pendapat dari anak percis yang dengannya pelayan restoran.
18. Keingintahuan kata-kata verbal.
19. Keingintahuan wacana kata-kata yng tercetak.
B. PERBEDAAN BAHASA DIANTARA ANAK-ANAK
Penelitian pada satu dari sekian banyaknya sekolah metropolitan yng besar di Amerika mengidentifikasi bahwasanya terdapat enam puluh empat perbedaan bahasa diantara anak yng mendaftar. Anak dihadapkan pada tugas tambahan belajar dua bahasa secara bersamaan. Anak-anak bergantung pada lingkungan pembelajaran antara rumah serta sekolah bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendukung perkembangan bahasa orang-orang. Kecakapan dalam bahasa pertama merupakan prasyarat kecakapan dalam bahasa kedua. Anak-anak mempergunakan bahasa pertama bagi atau bisa juga dikatakan untuk berpikir, memecahkan masalah serta mendiskusikan ide. Anak-anak yng tak bisa mengembangkan kecakapan bahasa rumah mungkin mengalami kesulitan pada penguasaan kosa kata, ingatan pendengaran, perbedaan penguasaan, masalah tugas simpel serta kemampuan mengikuti sesuai yang dengannya urutan.
Mengingat anak-anak mendapatkan kecakapan dalam bahasa asli sebelum orang-orang mendapatkan kecakapan yng lain, kita hendaknya menyediakan pengalaman pada pendidikan anak usia dini bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bahasa pertama orang-orang. Kurikulum serta komunikasi mendukung munculnya bahasa pertama, serta hal ini akan membuat hasil nya susah dijauhkan. Menjadikan kepada anak butuh ditanamkan adanya perbedaan indivudual, budaya, serta bahasa.
C. PERKEMBANGAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI PENGENALAN HURUF (Litercy)
Ahli PAUD mendemonstrasikan perkembangan literacy secara terus menerus mulai dari periode sensorimotor pada masa bayi. Yang akan di sajikan kali ini merupakan perkembangannya:
1. Bayi (Infants)
Orang tua serta pengasuh bisa membagikan buku yang dengannya bayi. Sambil menimang bayi, orang dewasa bisa membacakan/bercerita gambar pada buku-buku bayi. Buku bayi bisa ditempatkan ditempat yng terlihat disalah satu sisi tempat tidur. Beberapa bayi bisa melihat objek dalam jarak sepuluh hingga dua belas inchi, ada pula yng sambil bediri melakukannya disudut tempat tidur ataupun dilantai. Didepan bayi bisa disediakan stimulus penglihatan yng lain yng memicu ketertarikan bayi.
2. Toddlers
Toddlers Amat akrab yang dengannya buku, orang-orang suka membaca serta seringkali mempunyai kelekatan yang dengannya buku favoritnya. Orang-orang selalu berusaha mengambil buku bagi atau bisa juga dikatakan untuk sewaktu-waktu dibaca. Kadang-kadang buku menjadi sahabat tidur bagi orang-orang. Bahasa mulai muncul diusia dua tahun. Pada akhir tahun kedua, anak-anak mulai menyukai buku-buku bertema, misalnya buku cerita semisal Donal Bebek. Dalam buku-buku yang telah di sebutkan terdapat gambar objek berwarna serta terdapat kata-kata yng dicetak berwarna.
3. Usia tiga hingga lima tahun
Dari usia tiga hingga lima tahun, anak-anak menyukai buku cerita pendek serta simpel, ataupun buku-buku bertema, cerita bergambar tanpa teks, serta buku-buku ramalan yang dengannya pengulangan yng percis ataupun fenomena terulang. Tidak sedikit buku lebih-lebih buku-buku alfabet yng diminati oleh anak-anak.
4. Usia SD Kelas Awal
Anak usia SD kelas awal bisa atau mampu bercerita kembali apa yng orang-orang baca. Bercerita kembali bisa menambah kesadaran anak bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertimbangkan sesuatu. Kualitas literatur yng baik, serta buku-buku anak yng akrab butuh disediakan dirumah serta lembaga pendidikan anak usia dini.
D. PEMBELAJARAN MENULIS
Mengkaji literasi lebih dari sekedar belajar membaca. Pembelajaran menulis merupakan bagian dari intergal dari proses belajar membaca. Era ini, beberapa pendidik anak usia dini tak saja membicarakan pembelajaran membaca namun pula munculnya literasi yng meliputi konsep membaca serta menulis. Dalam tahap awal menulis, guru butuh menciptakan lingkungan yng baik agar anak-anak bebas membangun pengetahuannya melalui surat, kata-kata serta tata bahasa dalam konteks pengucapan serta penulisan.
ASESMEN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI
Asesmen perkembangan bahasa pada anak usia dini adalah pendeteksian gejala-gejala yng terlaksana pada anak disaat dalam proses pengembangannya.
A. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
Tahap perkembangan bahasa pendapat dari Benner, 2003 menjdai berikut:
1. Prabicara (lahir s/d 10 bulan)
Kemampuan:
- perkembangan bunyi (persepsi serta hasil).
- Perkembangan isyarat
- Penambahan persepsi bunyi; bicara bayi adalah hasil menangis serta keributan; bermain yang dengannya bunyi salah satunya mengulang bicara yang dengannya orang lain yng dimulai usia tiga bulan; antara 6 – 10 bulan bisa mempergunakan konsonan serta huruf vokal secara dibatasi.
2. Kata-kata pertama pemunculan nama (10 s/d 13 bulan)
Kemampuan:
- Pengertian kata tunggal
- Menghasilkan kata tunggal
- Perbedaan individual dalam penggunaan kata tunggal
- Fungsi isyarat menjdai kata
- Perhatian bisa diarahkan yang dengannya nama objek (lihat anjing, amy, anjing) mulai tiga belas bulan meneima kosa kata dari tujuh belas hingga sembilan puluh tujuh kata.
3. Kombinasi kata ( 18 s/d 24 bulan)
Kemampuan:
- Penggunaan satu kata tunggal yang dengannya arti kompleks bagi atau bisa juga dikatakan untuk ungkapan multi kata. Semisal “susu” (pengertiannya bisa meminta susu ataupun melihat payudara mamanya).
- Penggunaan kombinasi kata bagi atau bisa juga dikatakan untuk kalimat. Semisal mama kue (maksudnya mama meminta kue).
4. Tata bahasa ( 20 s/d 30 bulan)
Kemampuan:
- Kecepatan pemerolehan morfem.
- Perkembangan bahasa yng unik pada usia ini, semisal mulai mempergunakan kata ubah semisal saya, kita, dia, anda.
- Penggunaan kalimat dalam pola serta peraturan yng tak teratur.
Mulai tahun pertama kelahiran, kosa kata terus bertambah (karenanya bisa diukur dalam hitungan jumlah).
1. Komunikasi permulaan
Seorang anak berbicara dimulai dari satu kata. Hal ini bisa berupa pemberian nama objek ataupun orang. Bahasa anak berkembang, dari simpel ke kompleks dalam pola yng bisa diramalkan pada rata-rata individu. Perkembangan bahasanya adalah kombinasi dari interaksi sosial, perkembangan emosinya, kemampuan kognitif, serta perkembangan fisik. Semuanya dikombinasikan yang dengannya apa yng terlaksana.
Perkembangan serta membangun tata bahasa pendapat dari Bryen serta Gallaher, 1983 diikuti yang dengannya kemajuan:
a. Koreksi penggunaan kata (pada usia 1,5 – 2 tahun)
b. Penggunaan kata pemilikan (pada usia 1,5 – 2 tahun)
c. Pemberian nama (pada usia 3 tahun)
d. Penggunaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk jamak serta beberapa kata depan (pada usia 3 tahun)
e. Bercerita jadwal sehari-hari dalam urutan (pada usia 4 tahun)
f. Bisa bercerita cerita imajinatif wacana sebuah gambar (pada usia 4 tahun)
g. Berbicara dalam kalimat orang dewasa yng disukai (pada usai 4 tahun)
2. Kaitan antara bahasa serta literasi
David Dickinson memberikan pendapat bahwasanya bahasa merupakan kegiatan literasi yng menyediakan kosa kata, susunan serta arti secara tertulis yng didapati sesudah kata ditulis. Berikut merupakan kegiatan-kegiatan yng bisa mengembangkan kemampuan bahasa anak.
  • Pada era makan serta snack, pengasuh duduk yang dengannya anak semisal keluarga serta genakan percakapan pada era makan.
  • Menaikan diskusi wacana suatu peristiwa, mengingat secara detail suatu fenomena.
  • Menaikan penggunaan kosa kata baru yng dipelajari selama kegiatan berlangsung.
Disaat membaca dalam kelompok:
  • Mengidentifikasi kata serta konsep yng penting.
  • Menaikan pemahaman wacana aspek cerita.
  • Merespons pertanyaan anak-anak.
  • Menghubungkan tema buku yang dengannya kegiatan lain.
Selama bermain:
  • Anak-anak butuh peluang bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbicara yang dengannya orang lain.
  • Meminimalkan interupsi – guru yng terlibat dalam bermain peran mempunyai keseringan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengganggu melalui penggunaan interupsi.
  • Melibatkan individu anak dalam mempergunakan variasi kata-kata dalam percakapan (Dickinson serta Tabos, 2001, 252 – 254).

3. Fungsi Bahasa
Melalui gerakan serta interaksi lingkungan maka terlaksana perluasan bahasa yng tak cuma dalam kosa kata, namun pula dalam penggunaannya. Misalnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendeskripsikan apa yng orang-orang lihat, semisal “Bolaku”. Orang-orang memberikan “Semua bola pergi”. Orang-orang mulai mengekspresikan perasaan, “begitu sedih”. Pada empat serta lima tahun, perkembangan kognitif bergerak menghadapi tahapan simbolik disaat mengembangkan membaca serta menulis.
4. Bahasa Non Verbal serta Sosial
Acredolo serta Goodwyn (2000) berpendapat bahwasanya gerakan tubuh menjdai bahasa non verbal merupakan ciri ataupun sinyal datangnya kata-kata. Anak usia dini tanpa kelemahan pendengaran bisa mengkaji komunikasi yang dengannya mempergunakan ciri bahasa malah sebelum orang-orang bisa berbicara. Dalam studi yng mengagumkan, Daniels (2001) mengemukakan bahwasanya bayi belajar memberikan pesan penting semisal lebih, ya, tak, datang beberapa bulan sebelum mengucapkan kata-kata.
5. Fasilitasi Pengembangan bahasa
Anak-anak mengkaji bahasa melalui interaksi yang dengannya oang dewasa. Orang dewasa mulai merespons yang dengannya tatacara mendengarkan, mengerti, memperluas serta menjadi model. Kratcoski & Kart (1998) merekomendasikan seni manajemen berikut.
a. Perluasan – respons, perluasan kalimat holographic serta telegraphic.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”.
b. Perluasan – respons serta penambahan berita baru.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”, “Susan lapar”.
c. Pengulangan – frase pengulangan
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan makan, Susan makan”.
d. Bicara paralel – menggambarkan aksi anak-anak
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Saya memberikan Susan makanannya.
e. Struktur vertikal – penggunaan pertanyaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memfasilitasi kalimat yng lebih luas.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Apakah dia ingin minum?”.
f. Mengisi – struktur percakapan bagi atau bisa juga dikatakan untuk anak bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyediakan kata-kata dalam pernyataan yng lebih lengkap.
T: “Susan ingin minum”. Ayo kita ambilkan segelas...” C:”Air!”
Catatan keterangan: C: Children (anak) T: Teacher (Guru)
6. Peranan model bahasa
a. Tester
Guru menjdai motivator hendaknya mengajukan pertanyaan yng bisa memotivasi anak bagi atau bisa juga dikatakan untuk berpikir dari pada mengajukan pertanyaan yng bersifat cuma mengecek apa yng anak genakan ataupun lakukan.
b. Penolong
Guru hendaknya jadi penolong disaat anak butuh pertolongan misalnya disaat anak mengatakan sesuatu namun kalimatnya tak lengkap, maka guru membantu melengkapinya agar anak lebih mengerti.
c. Mempergunakan kata-kata anak
Guru hendaknya tak memaksakan anak bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempergunakan kata-kata dari guru, namun lebih memberikan peluang kepada anak bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengungkapkan apa yng orang-orang ingin katakan serta lakukan. Guru cuma membantunya menambahkan andai ada kata-kata yng tidak lebih tepat yang dengannya maksudnya.
d. Mengingatkan kesukaan anak
Anak usia lima hingga yang dengannya enam tahun masih berpikir egosentris, guru mampu mengawali dari sesuatu yng disukai anak bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawali percakapan.
e. Mengoreksi kesalahan tata bahasa serta kata-kata
Guru pula mengoreksi kata-kata anak yng diucapkan yang dengannya salah/tak sesuai yang dengannya peraturan bahasa agar anak terbiasa mempergunakan kata-kata yng benar.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN PERKEMBANGAN BAHASA
Indikator perkembangan bahasa sesuai yang dengannya tahapan perkembangan bahasa menjdai berikut:
  • 1 tahun : reaksi terhadap bunyi menangis, memperhatikan orang bicara, membuat keributan sendiri, mengungkapkan/mengulang satu suku kata yng percis.
  • 2 tahun: berbicara sendiri, bisa atau mampu mempergunakan seratus kata, bernyanyi, mengikuti satu perintah.
  • 3 tahun: menikmati cerita, bernyanyi, perkataannya dimengerti, mengatakan nama benda serta usianya, menanyakan apa, kenapa serta bagaimana.
  • 4 tahun: bisa mengenal beberapa surat; mengenal kata yng familier dalam buku simpel ataupun ciri; berbicara dalam kalimat kompleks; menanyakan beberapa pertanyaan; menikmati menyanyi yang dengannya lagu simpel; mengadaptasikan bahasa sesuai yang dengannya tingkatan pengertiannya; menanyakan serta menjawab apa, kenapa, kapan, serta dimana; mengikuti dua perintah yng tak berhubungan; mengerti konsep serta mengubungkannya yang dengannya nama, ukuran, berat, warna, tekstur, jarak, posisi serta waktu; menambah-nambahkan kata ataupun suku kata pada kata.
  • 5 tahun: mengerti hingga 13 ribu kata; mempergunakan 5 – 8 kata dalam kalimat; menyukai pendapat serta alasan; mempergunakan kata “karena”; mengerti; mengingat cerita serta mengulanginya; menikmati kreasi serta bercerita cerita; mengerti buku dibaca dari kiri kekanan, atas ke bawah; menggambar gambar binatang, orang serta objek; menikmati mengopi surat; mengidentifikasi surat yang dengannya alfabet serta beberapa angka; mengerti kata lebih, tidak lebih percis, sesudah, sebelum, diatas, dibawah, kemarin, saat ini, besok.
  • 6 tahun keatas: mampu membalas surat (b/d), berbicara serta mendengarkan kosa kata, yang dengannya beberapa oang, membaca menjadi ketertarikan.

C. PENYUSUNAN INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA
Langkah- langkah penyusunan instrumen merupakan menjdai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel
Variabel merupakan segala sesuatu yng mempunyai variasi nilai. Dalam hal ini yng menjadi variabel merupakan aspek perkembangan bahasa.
2. Menganalisis teori
Menganalisis teori merupakan mencari, mendeskripsikan, menyintesiskan teori-teori yng berkaitan yang dengannya perkembangan bahasa.
3. Menyusun konstruk
Menyusun konstruk merupakan mendefinisikan aspek perkembangan bahasa secara konseptual. Misalnya perkembangan bahasa merupakan perubahan yng terlaksana pada fungsi alat komunikasi dalam diri anak secara kualitatif.
4. Menyusun definisi operasional
Menyusun definisi operasional merupakan mendefinisikan aspek perkembangan bahasa secara operasional ataupun bisa diukur. Misalnya perkembangan bahasa merupakan perubahan yng terlaksana pada fungsi alat komunikasi dalam diri anak secara kualitatif yng diukur melalui teknik interview.
5. Menentukan dimensi serta ataupun indikator
Menentukan dimensi serta ataupun indikator perkembangan bahasa didasari teori yng telah dianalisis sintesiskan. Dimensi didasari tahapan perkembangan, yakni perkembangan bahasa, indikator perkembangan ditentukan didasari tahapan usia.
6. Menyusun kisi-kisi instrumen (blue print)
Menyusun kisi-kisi instrumen dalam table terdiri dari kode, aspek, indikator, sub indikator, pertanyaan/penyataan, jumlah item.
7. Menyusun butir-butir instumen
Menyusun butir-butir instrumen didasari pada pemilihan teknik pengumpulan data yng akan dipakai, misalnya observasi, angket, tes tertulis, wawancara, serta lain-lain. Perkembangan bahasa akan diaksesdengan teknik interview maka yng Perlu disiapkan merupakan pedoman interview didasari indikator perkembangan bahasa anak.
D. ANALISIS DATA INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA
Pengumpulan data
Pengumpulan data instrumen perkembangan anak lebih tidak sedikit mempergunakan teknik observasi lantaran anak berkembang Amat pesat menjadikan lebih menekankan pada proses serta besifat individual. Oleh lantaran itu, analisis data lebih tidak sedikit bersifat kualitatif. Berikut merupakan beberapa metode yng bisa dipakai dalam teknik observasi:
a. Daftar nama (Class List Log)
Daftar nama merupakan pencatatan nama anak, khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk berita masing-masing anak dikelas.
b. Jurnal refleksi (Reflective Journal)
Jurnal refleksi merupakan pencatatan dalam diary anak yng bersifat pribadi serta terpisah dari catatan anak-anak.
c. Catatan anekdot (Anecdotal Recording)
Catatan anekdot merupakan pencatatan fenomena secara detail pada satu anak melibatkan latar fenomena, aksi/reaksi, kutipan tepat serta hasil kerja anak.
d. Ceklist (checklist)
Ceklist merupakan daftar kriteria penilaian didasari indikator kemampuan pengetahuan ataupun tingkah laku yng diberi option ya ataupun tak, ada ataupun tak ada. Bisa diindikasikan yang dengannya tahapan perkembangan anak dari milistone serta aspek yng dikembangkan.
e. Perhitungan frekuensi (Frekuensi count)
Perhitungan frekuensi merupakan pencatatan wacana seringnya tingkah laku terlaksana serta dipakai.
f. Wawancara interview (Conversations or Interviews)
Wawancara interview merupakan pencatatan bahasa anak secara verbal dalam interaksinya yang dengannya anak lain yang dengannya goresan pena ataupun alat pendengar.
g. Pencatatan waktu (Time Sample)
Pencatatan waktu merupakan pencatatan kegiatan bermain bebas anak setiap lima menit dalam 1/2 jam secara interval serta memberikan kesimpulan gambaran wacana daya tarik, kemampuan, fokus perhatian, kegemaran permainan, tahap permainan sosial anak.
h. Skala penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian merupakan kriteria penilaian yng diatur didasari tahap perkembangan ataupun kualitas jangkauan yng dicatat sesuai yang dengannya hasil pengamatan.
i. Hasil karya (Work Sample)
Hasil karya merupakan koleksi hasil karya anak yng menggambarkan kesimpulan wacana perkembangan, kemampuan serta tingkah laku.
j. Teknologi (Technology)
Teknologi adalah kegiatan mendokumentasi yang dengannya mempergunakan audio/video tape.
k. Laporan kekerasan pada anak (Child Abuse Reporting)
Laporan kekerasan pada anak adalah ringkasan, gambaran, catatan darurat, bentuk laporan pernyataan.
l. Program Asesmen
Program asesmen merupakan alat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengevaluasi program lingkungan, kurikulum serta administrasi, kualifikasi staf dalam interaksi yang dengannya anak-anak, kecocokan program bagi atau bisa juga dikatakan untuk individu anak.
E. PENGGUNAAN PERCAKAPAN UNTUK MENDENGARKAN DALAM PERKEMBANGAN BAHASA DAN BICARA Pengamatan yang dengannya mendengarkan merupakan hal yng alami disetiap waktu. Pesan yng diterima oleh pendengar bukan cuma kata-kata serta pengertiannya. Kesimpulan didasari pada latar belakang pendidikan, situasi sosial, kelompok etnis serta malah usia mental. Pembicara memberikan pesan yang dengannya menunjukan formasi gigi, ekspresi wajah, bahasa tubuh, kontak mata, rasa humor, pilihan kosa kata. Seluruh ini memberikan berita lebih wacana pembicara tak cuma sekedar kata-kata yng diucapkan.
Yang dengannya teknik interview ataupun menanyakan anak kita bisa menemukan apa yng orang-orang ketahui serta pikirkan. Pertanyaan terbuka pada anak-anak (bagi atau bisa juga dikatakan untuk orang yng menanyakan ketidaktahuan jawaban yng tepat) merupakan sebuah teknik bagi atau bisa juga dikatakan untuk menolong anak berpikir, berimajinasi serta memecahkan masalah. Menyeleksi tipe interview yng dipakai bergantung pada apa yng ingin diketahui wacana anak, yng bisa menyatakan tingkat kognitif serta emosi anak.
F. ISSUE YANG PENTING
1. Keuntungan serta kelemahan interview
a. Keuntungan
- Berita yng diperoleh lebih tidak sedikit berasal dari situasi yng alami.
- Bisa dianalisis lantas.
- Bisa menunjukan kemajuan bicara serta bahasa setiap waktu
- Mengingatkan harga diri anak menjdai fokus percakapan, yang dengannya guru menjdai pendengar yng penuh perhatian.
b.Kelemahan
- Memerlukan waktu yng intensif lantaran pehatian pada satu anak.
- Intimidasi anak semisal anak segan berbicara dalam keadaan tertentu.
- Mengganggu serta mungkin menampakkan area sesuatu yang di sembunyikan.
2. Analisis data interview
Pendapat dari Miles serta Huberman, analisis data instrumen yng bersifat kualitatif bisa dipakai yang dengannya langkah-langkah menjdai berikut:
a. Reduksi data
Mereduksi data berguna merangkum, memilih hal-hal yng pokok, memfokuskan pada hal-hal yng penting, dicari tema serta polanya serta membuang yng tak butuh. Dalam mereduksi data, perkembangan bahasa yang dengannya interview merupakan yang dengannya mencari indikator-indikator bahasa yng muncul pada setiap peristiwa.
b. Display data (tampilan data)
Display data ataupun penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie, chart, pictogram, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, serta sejenisnya. Dalam men-display data yng berkaitan yang dengannya perkembangan bahasa merupakan yang dengannya tatacara mengelompokkan urutan serta tahapan perkembangan sesuai yang dengannya usia anak. Sesudah itu hasil temuan ini bisa dibandingkan teori yng telah ada serta dianalisis secara terperinci, adakah perkembangan teori dari apa yng telah ada.
c. Kesimpulan/verifikasi data
Kesimpulan awal yng dikemukankan bersifat sementara serta masih mampu berganti andai ada temuan-temuan lapangan terbaru yang dengannya bukti-bukti yng mendukung. Kesimpulan diharapkan memberikan kesimpulan temuan baru yng sebelumnya belum pernah ada. Dalam memberikan kesimpulan perkembangan bahasa didasari interview bisa di lakukan yang dengannya melihat seberapa jauh perkembangan yng telah dicapai didasari tahapan perkembangan bahasa anak. Perubahan apa saja yng terlaksana selama pembelajaran berlangsung.
Seluruh rangkuman teori diatas saya ambil dari buku yng berjudul "Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini" yng diterbitkan oleh Universitas Terbuka.

Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.jendelailmu.net/2016/04/perkembangan-bahasa-anak-usia-dini.html

Seputar Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini